Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mitigasi untuk Jenis - Jenis Bencana

Mitigasi untuk Jenis - Jenis Bencana

Setiap bencana memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berbagai wilayah di negara kita memiliki sistem mitigasi tertentu berdasarkan jenis bencananya. 

Contoh: tanggul yang dibangun pada daerah lereng gunung berapi untuk tempat pengaliran lava, penanaman mangrove di sepanjang pantai untuk mengantisipasi bencana tsunami, dll. Kegiatan mitigasi dilakukan sesuai dengan bencana masing-masing.

1. Mitigasi Tsunami 

Kegiatan mitigasi bencana tsunami dilakukan untuk dapat meminimalisir risiko/dampak bencana tsunami. Kegiatan mitigasi bencana tsunami sebagai berikut: 

  • penanaman mangrove (bakau) di sepanjang pantai untuk menghambat gelombang tsunami, 
  • pembekalan pengetahuan terkait data gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Data ini seperti gempa dengan pusat getaran di laut dangkal (0-30 km) hingga laut tengah, kekuatan paling rendah 6,5 SR, dan pola sesar yang turun atau naik, 
  • terdapat sistem peringatan dini tsunami dalam skala regional dan internasional, 
  • pengadaan pemantauan berkala, 
  • sistem pendeteksi tsunami dirancang dua bagian. Pertama jaringan komunikasi dan infrastruktur untuk menyampaikan informasi adanya bahaya tsunami sebagai peringatan dini. Kedua, jaringan sensor pendeteksi tsunami akan terjadi. 

2. Mitigasi Gunung Berapi 

Kegiatan mitigasi bencana letusan gunung berapi dilakukan untuk meminimalisir risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana letusan gunung berapi sebagai berikut: 

  • pembangunan tanggul untuk menahan lahar agar tidak masuk ke wilayah pemukiman, 
  • pengadaan pemantauan berkala, 
  • pengiriman data pemantauan ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB, 
  • kegiatan tanggap darurat. Tindakan yang dilakukan ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung api yaitu melakukan pemeriksaan berkala dan terpadu, mengevaluasi laporan dan data aktivitas vulkanik, mengirimkan tim lokasi, dan membentuk tim tanggap darurat, 
  • pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi, 
  • penyelidikan gunung berapi menggunakan metode geologi, geofisika, dan geokimia, dan g. sosialisasi, yang dilakukan pada pemerintah daerah dan masyarakat. 

3. Mitigasi Gempa Bumi 

Kegiatan mitigasi bencana gempa bumi dilakukan untuk meminimalisir risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana gempa bumi sebagai berikut: 

  • identifikasi sumber bahaya dan ancaman bencana, 
  • mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa), 
  • memahami lokasi bangunan tempat tinggal dan menempatkan perabotan pada tempat yang proporsional, 
  • menyiapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll, 
  • memeriksa penggunaan listrik dan gas, 
  • mencatat nomor telepon penting dalam penanganan kebencanaan gempa bumi, 
  • memahami jalur evakuasi dan mengikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa, dan 
  • pemantauan penggunaan teknologi yang dilakukan secara tiba-tiba. 

4. Mitigasi Tanah Longsor 

Kegiatan mitigasi bencana tanah longsor dilakukan untuk meminimalisir risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana tanah longsor sebagai berikut: 

  • menghindari daerah rawan bencana longsor untuk membangun permukiman, 
  • mengurangi tingkat keterjalan lereng, 
  • membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat, 
  • melakukan penghijauan dengan tanaman berakar dalam, 
  • mendirikan bangunan berpondasi kuat, 
  • penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk, dan 
  • melakukan relokasi permukiman, gedung, fasilitas umum, atau lainnya di daerah yang berpotensi terjadi tanah longsor (dalam beberapa kasus). 

5. Mitigasi Banjir 

Kegiatan mitigasi bencana banjir dilakukan untuk dapat meminimalisir risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana banjir sebagai berikut: 

  • pembangunan waduk untuk mencegah terjadinya banjir, 
  • pembangunan tanggul untuk menghindari banjir, 
  • penataan daerah aliran sungai,
  • penghijauan (reboisasi) daerah hulu, tengah, dan hilir sungai, 
  • pembangunan sistem peringatan dan pemantauan, 
  • sepanjang bantaran sungai tidak dijadikan lahan pembangunan, dan 
  • pembersihan sampah dan pengerukan endapan sungai dilakukan secara berkala.

6. Mitigasi Kekeringan 

Kegiatan mitigasi bencana kekeringan dilakukan untuk dapat meminimalisir risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana kekeringan sebagai berikut: 

  • pembangunan waduk untuk mencegah terjadinya defisit air di musim kemarau, 
  • reboisasi hutan untuk mencegah terjadinya kekeringan, 
  • penghijauan di area permukiman warga maupun di jalan besar, 
  • pemantauan penggunaan teknologi, 
  • membangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi, 
  • memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air, dan 
  • melakukan sosialisasi untuk penghematan air.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Mitigasi untuk Jenis - Jenis Bencana"

close