Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Ilmu Komunikasi Di Indonesia

Perkembangan Ilmu Komunikasi Di Indonesia

Di Indonesia terdapat sejumlah figur penting dalam bidang Ilmu Komunikasi seperti M. Alwi Dahlan, Astrid Susanto Sunario, Andi Muis, Onong Uchayana Effendy, Jalaluddin Rahmat, Deddy Mulyana, Ashadi Siregar, Anwar Arifin, Hafid Changara, Dedy N. Hidayat, Marwah Daud Ibrahim dan sebagainya. 

Karya-karya mereka telah memberi warna bagi eksistensi kajian ilmu komunikasi di Indonesia. Di Indonesia, kajian komunikasi banyak dipengaruhi oleh fenomena Amerika, ini terlihat dari penggunaan sebutan Ilmu Komunikasi. 

Pada awalnya di Indonesia lebih mengenal pendidikan Publisistik. Istilah yang merujuk pada tradisi kajian komunikasi di Jerman. Namun sejak dekade 70- an mulai digunakan istilah Ilmu Komunikasi dimana pendidikan jurnalistik hanyalah salah satu bidang yang terutama masuk dalam kelompok komunikasi massa. 

Jejak tradisi Amerika dalam kajian ilmu komunikasi di Indonesia dapat dilihat melalui figur M. Alwi Dahlan yang berkesempatan belajar langsung pada para perintis kajian Ilmu Komunikasi seperti Wilbur Schramm, Elihu Katz, Gregory Bateson, dan sebagainya. 

M. Alwi Dahlan adalah doktor komunikasi pertama di Indonesia, pada tahun 60-an sudah lulus dan berkiprah di Indonesia. M. Alwi Dahlan mengenalkan Ilmu Komunikasi melalui Fisip UI maupun lembaga seperti penerbitan atau riset serta kantor pemerintahan, juga melalui organisasi seperti ISKI, Perhumas, dan terakhir menjadi Menteri Penerangan. 

Kenyataannya dalam pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia, dominasi kiblat tradisi Amerika dari kalangan administratif riset menonjol daripada tradisi eropa. Kecenderungan ini rupanya tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga umumnya di Asia Tenggara, dan juga di benua lain. 

Bagaimana dengan perkembangan kajian komunikasi di Indonesia ? Mengamati beberapa penelitian penting : Rusdi Muhtar tentang dampak menonton televisi di Sulawesi Selatan, Wilbur Schramm, Gon Cu, Alfian tentang dampak satelit palapa di Indonesia, Marwah Daud Ibrahim tentang satelit palapa, Harsono Suwardi tentang peran suratkabar dalam komunikasi politik, Ibnu Hamad tentang wacana politik, Ishadi tentang televisi, Prof Achmad tentang Pers Indonesia, Bahtiar Aly tentang Pers Indonesia, M. Alwi Dahlan tentang komunikasi politik, Efendi Ghazali meneliti tentang komunikasi politik di Indonesia periode pasca orde baru dan sebagainya. 

Disini juga menjadi penting untuk diperhatikan, bagaimana akar tradisi Eropa sudah lama di Indonesia dalam kaitannya dengan kajian komunikasi. Selain itu terdapat pula sejumlah kajian yang tidak dihasilkan ahli komunikasi, tapi sangat penting bagi kajian komunikasi. 

Smith tentang sejarah pembreidelan pers di Indonesia, Ahmad Adam dari Malaysia tentang pers pergerakan di Indonesia, Tickell tentang pers di Indonesia, David T. Hill tentang Mohtar Lubis dan Pers Indonesia. 

Philip Kitley tentang fenomena dunia televisi swasta yang muncul di Indonesia diakhir 1990-an. Krisna Sen tentang film Indonesia. Bila diawal, kajian komunikasi di Indonesia ditandai tentang kajian jurnalistik. Kini dalam perkembangan, bidang komunikasi meluas. 

Jurnalistik hanyalah salah satu bidang kajian. Terdapat bidang humas, periklanan, kajian tentang televisi, radio, kehadiran media-media baru seperti internet, dan sebagainya. Pada sisi lain tampak misalkan belum ada penelitian humas yang sampai menjadi pembicaraan di Indonesia. 

Juga kita kekurangn ahli kajian periklanan, radio, dan sebagainya. Inilah lahan yang perlu untuk dipertimbangkan para sarjana komunikasi. Mengamati kecenderungan, kajian lulusan komunikasi umumnya dominant dalam bidang komunikasi massa. 

Demikian pula pakar komunikasi dapat dilihat umumnya sebagai pakar komunikasi massa. Masih sedikit yang muncul atau mendalami bidang lain seperti komunikasi organisasi, kajian public relations, komunikasi antar budaya, dan sebagainya.

Maka hal inilah yang penting menjadi agenda pengelola pendidikan tinggi komunikasi agar juga mengembangkan aspek kajian diluar komunikasi massa (media studies). Sedikit pakar seperti Dedy Mulyana yang mendalami kajian komunikasi antar budaya tersebut atau Budyatna yang mendalami komunikasi antar pribadi. 

Kajian komunikasi sebagai sebuah kajian teoritis terus menerus dikembangkan. Para ahli terus menerus melakukan penelitian menguji teori hasil penelitian dalam bentuk seminar-seminar. Di negara-negara maju tampak melalui sejumlah forum dan jurnal-jurnal yang diterbitkan. (lihat little john pada bab penutup). 

Fenomena kajian komunikasi di Indonesia menunjukkan beberapa fenomena berikut. Di Indonesia, aktivitas ilmiah dalam kajian komunikasi dapat dilihat melalui kegiatan yang diadakan oleh perguruan tinggi komunikasi, dan juga lembaga-lembaga profesi seperti ISKI atau Perhumas, atau yang lainnya.

Bahkan lahir lembaga baru yang bernama Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM). Di satu sisi terdapat booming peminat kajian komunikasi berkat perkembangn media industri. Terlebih dengan hadirnya televise swasta. 

Namun disisi lain, kajian komunikasi belum begitu menunjukkan kecepatan yang memadai. Namun, yang cukup menggembirakan adalah munculnya literatur komunikasi yang ditulis oleh tokoh-tokoh muda seperti Eriyanto, Nurudin, Wirjanto, Alex Sobur, dan sebagainya. 

Dulu, untuk beberapa lama, yang tampil adalah tokoh sepeti Onong U. Effendi, Jalaludin Rahmat. Figur lain yang tampil aktif dalam menulis adalah Ashadi Siregar, Novel Ali, A. Muis, dan sebagainya. 

Pada aspek kelembagaan, sejumlah perguruan tinggi tampak menonjol seperti FIKOM UNPAD, Departemen Komunikasi UI, UGM, UNHAS. UNDIP, UNAIR, UNS, dan sebagainya, dan juga perguruanperguruan tinggi swasta lainnya seperti sejumlah yang membuka jurusan Ilmu Komunikasi. 

Tingginya minat masyarakat memasuki bidang ilmu komunikasi harus diimbangi dengan kuantitas penyelenggaraan kegiatan di bidang komunikasi dan pada akhirnya dapat memperkuat keberadaan ilmu komunikasi di Indonesia. 

Rasanya menjadi sesuatu yang janggal ketika masyarakat semakin berminat memasuki bidang ilmu komunikasi, namun perbincangan dikalangan komunitas pengkaji ilmu komunikasi tidak intens.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Perkembangan Ilmu Komunikasi Di Indonesia "

close