Pemecahan Permasalahan Akibat Keberagaman Budaya
Dalam kehidupan masyarakat dapat ditemukan adanya dua
macam persoalan, yaitu:
- masalah masyarakat (scientific or social problems) adalah permasalahan yang menyangkut analisis tentang macammacam gejala kehidupan masyarakat.
- problema sosial (ameliorative or social problems) adalah permasalahan yang berkaitan dengan gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya.
Namun pada prinsipnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai
sosial dan moral. Kriteria utama suatu masalah sosial adalah tidak
adanya kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial
dengan kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
Unsur utama
dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara
nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata dalam kehidupan.
Adapun beberapa masalah sosial yang dihadapi
masyarakat pada umumnya sebagai berikut.
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan di
mana seseorang tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok keluarga secara wajar/
layak, yang disebabkan oleh penghasilan
kecil/sedikit. Misalnya: makan tidak bisa
tiga kali sehari dengan gizi yang cukup dan
tidak mampu membiayai sekolah anakanaknya.
2. Kejahatan
Kejahatan merupakan perilaku
melawan hukum atau norma yang berlaku
untuk memperoleh keuntungan bagi diri
atau kelompoknya.
Dalam kehidupan modern ditemukan adanya gejala "white collar crime" atau "kejahatan kerah putih",
suatu bentuk kejahatan yang dilakukan
oleh orang-orang berduit untuk melawan
hukum. Misal: melakukan penyuapan,
manipulasi data untuk menghindari pajak,
dan korupsi.
3. Disorganisasi keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga
sebagai suatu unit, karena anggota-anggotanya gagal
memenuhi kewajibannya sesuai dengan peranan sosialnya. Disorganisasi keluarga dapat berupa: perceraian, hilangnya
komunikasi antaranggota keluarga, hubungan di luar perkawinan, perselingkuhan, dan krisis keluarga.
4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern
Masalah generasi muda pada umumnya ditandai dengan
keinginan untuk melawan dan sikap yang apatis.
Masalah
generasi muda muncul karena kurangnya penanaman nilainilai sosial oleh orang tua, munculnya organisasi-organisasi
pemuda informal yang perilakunya tidak disukai para orang
tua dan munculnya usaha dari generasi muda untuk
mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang
disesuaikan dengan nilai-nilai kaum muda.
5. Peperangan
Masalah peperangan berbeda
dengan masalah sosial lainnya karena
menyangkut beberapa masyarakat
sekaligus, sehingga memerlukan
kerjasama internasional untuk penyelesaiannya. Peperangan menyebabkan
disorganisasi dalam pelbagai aspek
kemasyarakatan, baik bagi negara
yang keluar sebagai pemenang ataupun
negara yang menderita kekalahan.
6. Pelanggaran terhadap normanorma masyarakat
Bentuk pelanggaran terhadap norma
masyarakat yang menimbulkan permasalahan sosial antara lain dalam bentuk:
pelacuran (prostitusi), kenakalan anak
(delinquency), alkoholisme, homoseksualitas, maupun bentuk perilaku menyimpang lainnya.
7. Masalah kependudukan
Penduduk bagi suatu negara merupakan modal dasar pembangunan, karena penduduk merupakan subjek sekaligus objek pembangunan.
Negara bertanggung jawab terhadap pemenuhan
kesejahteraan penduduk. Negara akan
mengalami kendala yang besar manakala
jumlah penduduk yang meningkat pesat
tanpa diimbangi dengan peningkatan
produksi.
8. Masalah lingkungan hidup
Modernisasi merupakan upaya yang
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk, namun dampak
negatif dari modernisasi adalah terjadinya
pencemaran lingkungan alam yang mengakibatkan rusaknya lingkungan.
9. Birokrasi
Birokrasi adalah suatu organisasi yang dimaksudkan
untuk mengerahkan tenaga dengan teratur dan terus menerus
demi tercapainya tujuan tertentu.
Birokrasi merupakan
organisasi yang bersifat hirarkis yang ditetapkan secara
rasional untuk mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang demi
kepentingan pelaksanaan tugas-tugas administratif.
Menurut pandangan Max Weber, birokrasi paling sedikit
mencakup lima unsur, yaitu:
- organisasi;
- pengerahan tenaga;
- sifat yang teratur;
- bersifat terus menerus;
- mempunyai tujuan.
Jika dilihat pada pembagian kekuasaan maka di dalam suatu
organisasi terdapat:
- penguasa dan mereka yang dikuasai;
- hirarki, yaitu urut-urutan kekuasaan secara vertikal atau bertingkat dari atas ke bawah;
- ada pembagian tugas horizontal, yaitu pembagian tugas antara beberapa bagian, di mana bagian-bagian tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang setingkat atau sederajat;
- ada suatu kelompok sosial.
Berkaitan dengan keberagaman kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat majemuk, terdapat berbagai permasalahan, antara lain
sebagai berikut.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Kerukunan antarbangsa dengan budaya yang berbeda-beda sangat penting sekali. Kemukakan ide/gagasan Anda mengenai cara-cara untuk meningkatkan solidaritas antarbudaya di Indonesia. Kumpulkan ide/gagasan Anda kepada bapak/ibu guru untuk dibahas dalam diskusi kelas.
1. Etnosentrisme
Masalah besar yang melekat pada pluralisme kebudayaan
adalah konsep etnosentrisme, yaitu kepercayaan bahwa
kebudayaan sendiri lebih baik daripada semua kebudayaan
lain. Menurut Melvile Herkovits, setiap kebudayaan yang
melembagakan etnosentrisme akhirnya mendasarkan kebijaksanaannya atas keadaan psikokultural yang tidak riil.
Salah
satu contoh bentuk etnosentrisme yang paling mengesankan
dalam sejarah kehidupan manusia modern adalah Nazi Jerman.
Orang Jerman di bawah Hitler menganggap dirinya sebagai
ras terpilih yang ditakdirkan untuk memerintah dunia.
Mereka
ingin menanamkan kebudayaan mereka, yakni: kesenian,
politik, teknologi, bahasa, dan agama mereka di negara-negara
yang mereka taklukkan.
Pada prinsipnya sikap etnosentrisme memiliki kecenderungan destruktif terhadap kebudayaan-kebudayaan lain,
sehingga mengakibatkan disintegrasi dan disorganisasi dalam
kehidupan masyarakat yang majemuk.
2. Anomie
Anomie adalah suatu gejala sosial yang sangat unik
sebagai akibat adanya perubahan sosial-budaya yang selalu
bergantian, sementara itu sistem nilai yang berlaku dalam
masyarakat tidak mengalami perubahan.
Oleh karena itu,
masyarakat seolah kehilangan pedoman untuk menentukan
mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam sejarah kehidupan manusia, setiap pergantian pola
kepemimpinan suatu kelompok masyarakat atau negara akan
terjadi gejolak yang cenderung bersifat anarkhis.
Keruntuhan
rezim Saddam Hussein di Irak menyebabkan terjadinya kerusuhan, penjarahan, dan tindak kekerasan di seluruh penjuru
Irak. Anomie terjadi sebagai dampak negatif terjadinya
perubahan kebudayaan yang bersifat frontal.
3. Cultural lag
Proses penyebaran kebudayaan asing tidak selalu
berlangsung serentak, melainkan kadang hanya sepotongsepotong, sehingga menimbulkan suatu bentuk ketimpangan
kebudayaan atau cultural lag.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan bentuk perubahan kebudayaan yang berasal dari
proses difusi atau penyebaran kebudayaan yang tidak disertai
dengan penyesuaian sikap mental yang selaras dengan
perubahan kebudayaan, akan mengakibatkan ketertinggalan
budaya atau ketimpangan budaya.
Dalam
kehidupan masyarakat luas tampak nyata bahwa
modernisasi yang terwujud dalam bentuk
kebudayaan materiil tidak diimbangi dengan
kemajuan kebudayaan immateriil. Contoh: banyak
pesawat telepon umum yang tidak berfungsi
karena ulah tangan jahil.
Salah satu contoh konkret
adanya ketimpangan budaya di tengah masyarakat, di mana masyarakat mau menerima
hasil teknologi maju tanpa diimbangi dengan
pengetahuan yang cukup tentang perlunya
perawatan terhadap benda-benda teknologi modern tersebut.
Menurut William F. Ogburn, banyak permasalahan yang
disebabkan oleh ketidakmampuan manusia menyesuaikan diri
dengan problema yang terus menerus muncul dalam
kebudayaan dan lembaga-lembaganya.
Suatu ketertinggalan
(lag) juga terjadi apabila laju perubahan dari dua atau lebih
unsur-unsur kebudayaan yang mempunyai korelasi tidak
sebanding, sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur
lainnya. Terutama dalam hal kebudayaan materiil dengan
kebudayaan nonmateriil.
4. Mestizo culture
Mestizo culture, yaitu suatu proses percampuran unsur
kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang
mempunyai simbol dan sifat berbeda. Ciri yang tampak dari
perubahan ini yaitu sifat formalismenya yang hanya dapat
meniru bentuknya tanpa mengetahui arti sesungguhnya.
Contoh: peningkatan pola pamer kekayaan akibat dari iklan
atau promosi yang ditawarkan.
Kondisi psikologis yang terkait dalam gejala mestizo culture adalah munculnya kecemasan dan ketidakpuasan
seseorang terhadap apa yang telah dimilikinya.
Kondisi semacam ini merupakan sasaran empuk bagi produsen benda-benda
konsumsi yang terus menerus menawarkan produk terbarunya
setiap saat. Kondisi demikian ini memudahkan munculnya
disintegrasi sosial akibat adanya kesenjangan antara
masyarakat kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas.
5. Rejection (penolakan)
Proses perubahan kebudayaan yang berlangsung terlalu
cepat sering menimbulkan penolakan dari sejumlah besar anggota masyarakat, khususnya dari kalangan generasi tua atau
kelompok konservatif yang masih sangat memegang teguh
adat istiadat tradisional.
Akulturasi dalam tingkat tertentu besar
kemungkinannya akan timbul pemberontakan dan revolusi,
contohnya terjadinya Revolusi Kuba dan Revolusi Merah di
Cina.
Penerapan program keluarga berencana di
Indonesia pada awalnya mendapatkan banyak
tantangan.
Kalangan tertentu banyak menentang
program keluarga berencana sebagai suatu
perilaku menyimpang yang melawan kodrat.
Namun dalam perkembangan lebih lanjut program keluarga berencana diterima sebagai salah
satu alternatif terbaik untuk mengatasi laju
kepadatan penduduk.
Berbagai usaha telah dilakukan manusia
untuk mengatasi berbagai masalah sosial.
Berbagai analisis dan metode telah diterapkan,
namun permasalahan selalu ada. Metode yang
dipergunakan dalam pemecahan masalah sosial
ada yang bersifat preventif dan ada pula yang
bersifat represif.
Metode pemecahan masalah yang bersifat preventif lebih
sulit diterapkan karena harus didasarkan pada penelitian yang
mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial.
Adapun metode represif lebih banyak dilaksanakan, yaitu
dengan cara mengambil suatu tindakan untuk mengatasi
munculnya gejala permasalahan.
Di dalam mengatasi masalah
sosial tidak perlu semata-mata melihat aspek sosiologis tetapi
juga aspek-aspek lainnya. Dengan demikian digunakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi.
Berkaitan dengan masalah disorganisasi sebagai akibat
adanya perubahan kebudayaan yang berlangsung secara terus
menerus, salah satu usaha untuk mengatasi masalah
disorganisasi adalah dengan mengadakan suatu perencanaan
sosial (social planning) yang baik.
Untuk mengadakan
perencanaan sosial yang baik terlebih dahulu harus ditelaah
masalah-masalah sosial yang sedang dihadapi masyarakat.
Perencanaan sosial (social planning) menjadi ciri umum
bagi masyarakat yang sedang mengalami perubahan atau
perkembangan.
Menurut pandangan sosiologi, suatu
perencanaan sosial harus didasarkan pada pengertian tentang
bagaimana kebudayaan berkembang dari taraf yang rendah
ke taraf yang modern dan kompleks.
Di samping itu harus
ada pengertian terhadap hubungan manusia dengan alam sekitar, hubungan antara golongan-golongan dalam masyarakat,
dan pengaruh-pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat
dan kebudayaan.
Suatu perencanaan sosial harus didasarkan pada spekulasi atau cita-cita pada keadaan yang sempurna. Perencanaan
sosial dari sudut sosiologi merupakan alat untuk mendapatkan
perkembangan sosial, yaitu dengan jalan menguasai serta
memanfaatkan kekuatan alam dan sosial serta menciptakan
tata tertib sosial.
Perencanaan sosial juga bertujuan untuk menghilangkan
atau membatasi keterbelakangan unsur-unsur kebudayaan material atau teknologi. Suatu gejala dewasa ini adalah timbulnya
masalah sosial yang disebabkan oleh keterbelakangan di bidang
teknologi.
Beberapa bentuk permasalahan yang berkaitan
dengan penyalahgunaan sumber-sumber alam, demoralisasi
kehidupan keluarga, angka kejahatan yang tinggi, dan sakit
jiwa, merupakan akibat dari keterbelakangan di bidang
teknologi.
Hal pertama yang harus ditempuh untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan menyesuaikan lembagalembaga kemasyarakatan dengan kondisi-kondisi kemajuan
serta perkembangan teknologi yang ada.
Sesudah hal itu diatasi
barulah mengatasi permasalahan-permasalahan yang mengganggu masyarakat.
Penyesuaian terhadap kehidupan yang berkembang bergantung pada adanya suatu pengertian mengenai bekerjanya masyarakat. Menurut George A Ludenberg, ketidaksanggupan
memecahkan masalah disebabkan oleh:
- kurangnya pengertian terhadap sifat hakikat masyarakat dan kekuatan-kekuatan yang membentuk hubungan antarmanusia;
- kepercayaan bahwa masalah sosial dapat diatasi dengan adanya keinginan untuk memecahkan permasalahan tersebut tanpa mengadakan penelitian-penelitian yang mendalam dan objektif.
Menurut Ludenberg, kesukaran yang utama terletak pada
kepercayaan umum bahwa hubungan-hubungan sosial tidak tunduk
pada penelitian ilmiah. Juga karena masyarakat percaya bahwa
pemecahan-pemecahan masalah sosial telah diketahui dan tinggal
diterapkan saja.
Kepercayaan tersebut merupakan anggapan yang
keliru, karena setiap masalah sosial harus diteliti agar diketahui
faktor-faktornya supaya diketemukan cara-cara untuk mengatasinya. Perencanaan sosial bukanlah semata-mata menjadi tugas para
ahli ataupun aparat negara, melainkan memerlukan dukungan
masyarakat, karena masyarakat terlibat di dalamnya.
Suatu perencanaan sosial tidak akan berarti jika individuindividu anggota masyarakat tidak belajar untuk menelaah gejalagejala sosial secara objektif, sehingga masing-masing dapat turut
serta dalam perencanaan tersebut.
Untuk melaksanakan perencanaan sosial dengan baik
diperlukan organisasi yang baik, yang berarti adanya disiplin di
satu pihak serta hilangnya kebebasan di pihak lain.
Suatu
konsentrasi wewenang juga diperlukan untuk merumuskan dan
menjalankan perencanaan agar tidak terseret oleh perubahanperubahan tekanan atau kepentingan-kepentingan dari golongan
yang sudah mapan. Perlu adanya upaya proses pelembagaan dalam
diri warga masyarakat dalam hal perencanaan sosial tersebut.
Posting Komentar untuk "Pemecahan Permasalahan Akibat Keberagaman Budaya"