Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor Terbentuknya Integrasi

Faktor Terbentuknya Integrasi

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya. 

Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut. William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff memberi syarat terjadinya integrasi sosial, yaitu sebagai berikut: 

  1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan mereka. 
  2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma. 
  3. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten. 

Faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi: 

  1. Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya. 
  2. Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota. 
  3. Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi. 
  4. Efektifitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai. 

Bentuk-bentuk integrasi sosial: 

  1. Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. 
  2. Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsifungsi tertentu dalam masyrakat. Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang. 
  3. Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/ mencerna integrasi. 

Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu: 

  1. Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiaptiap kebudayaan. 
  2. Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.

Faktor-faktor pendorong integrasi sosial: 

  1. Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda. 
  2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi. 
  3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain. 
  4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa. 
  5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan. 
  6. Adanya perkawinan campur (amalgamasi). 
  7. Adanya musuh bersama dari luar.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Faktor Terbentuknya Integrasi"

close