Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna

Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna

Berbagai jenis tumbuhan dan hewan tumbuh dan berkembang biak di permukaan Bumi dengan persyaratan hidup tertentu. Persyaratan hidup tersebut berkaitan dengan tipe iklim, tanah, dan unsur alam lainnya yang diperlukan oleh tumbuhan dan hewan tersebut (Suharini, 2014). 

Ada jenis flora yang hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dengan curah hujan dan sinar matahari yang intensif. Ada pula jenis flora yang dapat tumbuh dan berkembang di daerah dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti, Eboni dan Anggrek tumbuh di daerah dingin. 

Persebaran flora dan fauna memang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia. 

Faktor tersebut antara lain iklim (suhu, kelembaban udara, curah hujan), tanah, dan pengaruh aktivitas manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan (Rahmawati, 2018). Faktor topografi atau ketinggian juga memiliki pengaruh besar pada pola dan persebaran vegetasi di lereng gunung api. (Kayiranga, 2017).

a. Iklim 

Iklim menggambarkan keadaan rata-rata suhu udara, curah hujan, penyinaran matahari, kelembaban, dan tekanan udara dalam waktu yang lama di wilayah yang luas (Geologinesia, 2020). Unsur utama iklim yang berpengaruh terhadap tumbuhan adalah curah hujan, suhu udara, dan penyinaran matahari. 

Sebaran tipe iklim yang berbeda-beda di permukaan Bumi menyebabkan jenis tumbuhan dan hewan juga berbeda. 

1) Suhu udara 

Suhu udara menggambarkan panas dinginnya udara di atmosfer Bumi. Suhu udara dinyatakan dalam ukuran derajat celcius, fahrenheit, dan lainnya. Suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penyinaran matahari dan ketinggian tempat (Purwantara, 2015). 

Lamanya penyinaran matahari tergantung pada zona lintang wilayah tersebut. Daerah yang terletak pada lintang 90o di daerah khatulistiwa menerima sinar matahari lebih intensif daripada zona lainnya. Selain itu, suhu juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat suatu wilayah. 

Semakin tinggi suatu tempat semakin dingin suhu udaranya, dan sebaliknya semakin rendah suatu tempat suhu udaranya semakin panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5oC. Contoh tanaman apel dapat hidup subur di tempat bersuhu sejuk. 

Beberapa kecamatan di Kota Batu dan Kabupaten Malang memiliki ketinggian di atas 600 m dari permukaan laut. Tempat-tempat tersebut menjadi wilayah penghasil apel yang produktif. Sebagian besar penduduk di daerah tersebut bekerja sebagai petani apel.

Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna

2) Kelembaban udara 

Kelembaban udara menunjukkan tingkat uap air yang terkandung dalam udara (Friadi & Junadhi, 2019). Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan flora. Beberapa jenis flora membutuhkan kelembaban tertentu. 

Apabila dia tumbuh di luar kelembaban tersebut, tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik. Oleh sebab itu, jenis-jenis tumbuhan bisa dikategorikan berdasar tingkat kelembaban wilayah tumbuhnya. 

Setidaknya ada 4 jenis klasifikasi tumbuhan yang perlu diketahui, yakni xerophyta, mesophyta, hydrophyta, dan tropophyte. Xerophyta adalah tumbuhan yang tahan di lingkungan kering atau kelembaban udara sangat rendah, seperti kaktus. 

Di Indonesia, tanaman kaktus tumbuh di Kawasan Parangkusumo, Jawa Tengah. Kaktus tersebut ditemukan di zona gumuk pasir yang beriklim kering. Mesophyta adalah tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan lembab tetapi tidak basah, contohnya anggrek dan cendawan. 

Hydrophyta adalah tumbuhan yang cocok hidup di kawasan basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air. Tropophyta adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi di daerah yang memiliki musim hujan dan musim kemarau. 

Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis (monsun tropis), contohnya pohon Jati dan Eucaliptus. 

b. Curah Hujan 

Hujan merupakan fenomena alam berupa perubahan titik-titik air menjadi air yang jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi. Air hujan sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan dan hewan. Apabila tidak ada air, maka tidak akan ada kehidupan (Purwanto & Muhammad, 2010). Pola air hujan dapat dilihat pada Gambar.

Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna

Hujan menyebar tidak merata di permukaan Bumi. Ada wilayah-wilayah yang mendapatkan hujan dengan intensitas tinggi lebih dari 100 mm/hari, tetapi ada pula wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan rendah kurang 60 mm/hari. 

Diantara kedua wilayah tersebut ada daerah dengan curah hujan sedang, yaitu 60-100 mm/hari. Sebaran curah hujan yang tidak merata mengakibatkan tumbuhan yang berada di suatu daerah berbeda-beda. 

Pada dasarnya, wilayah dengan curah hujan tinggi memiliki keragaman tanaman lebih bervariasi dari pada wilayah yang bercurah hujan rendah. Misalnya di daerah gurun hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, seperti kaktus dan semak berdaun keras. 

Di daerah tropis banyak terdapat hutan lebat, pohonnya tinggi-tinggi, dan daunnya selalu hijau. Tingkat curah hujan dapat membentuk karakter khas formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan vegetasi ini mengakibatkan ada hewan-hewan tertentu yang dapat hidup. 

Hal itu dapat terjadi karena banyak jenis hewan mengandalkan tumbuhan sebagai sumber makanan. Contoh hutan tropis dapat tumbuh di kawasan bercurah hujan 1000-2000 mm dan suhu udara 20-30 derajat celcius. 

Hutan tersebut menjadi habitat yang kaya akan flora dan fauna. Kondisi berbeda berlangsung di padang rumput stepa yang berkembang di wilayah dengan curah hujan 200-1000 mm dan suhu 20 sampai 10 derajat celcius. 

c. Topografi 

Ahli klimatologi bernama Jung Hun telah melakukan penelitian di Jawa menyimpulkan bahwa sebaran flora di daerah lereng gunung memiliki variasi yang beraneka ragam sesuai dengan perbedaan ketinggian wilayah. (national geographic, 2010). 

Fisiografi wilayah pegunungan berbentuk perisai (gunung api masif) merupakan contoh untuk menggambarkan pengaruh iklim mikro terhadap persebaran tumbuhan. Iklim mikro merupakan iklim di lapisan udara terdekat permukaan bumi dengan ketinggian + 2 meter (Indrawan, 2017). 

Unsur iklim mikro adalah suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin. Unsur-unsur tersebut berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Selain itu, ketinggian tempat (topografi) juga mempengaruhi perubahan suhu udara. 

Semakin tinggi suatu tempat semakin rendah suhu udaranya (udara makin dingin). Dan, sebaliknya semakin rendah daerah semakin tinggi suhu udaranya (udara semakin panas). Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu udara suatu wilayah (Fajri, 2017). 

Pertumbuhan vegetasi pada ketinggian 2100 m dengan suhu 190C lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tanaman di ketinggian 2109m dengan suhu 18,540C. Sedangkan pada ketinggian 4500m dengan suhu 40C justru pertumbuhan tanaman jauh berkurang (Kayiranga, 2017). 

d. Tanah 

Tanah merupakan media hidup utama berbagai jenis flora di muka Bumi (Notohadiprawiro, 1998). Tanah banyak mengandung unsur kimia yang menentukan tingkat kesuburannya. Tanah memiliki struktur dan tekstur yang berpengaruh pada kesuburannya.

Dalam tanah terdapat pori-pori untuk menyimpan udara dan air yang diperlukan bagi akar tanaman. Selain itu tanah juga memiliki suhu tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalamnya. 

Tanah juga memiliki komposisi yang menggambarkan kandungan bahan anorganik, organik, udara, dan air. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). 

Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan suatu tumbuhan. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. 

Contoh, di Jawa bagian selatan dan utara banyak tumbuh hutan jati, karena tanahnya mengandung kapur yang cocok untuk tanaman tersebut. 

Sementara di Jawa bagian tengah tumbuh berbagai jenis tanaman karena tanahnya subur, mengandung banyak unsur hara dan tersedia air. Sedangkan di wilayah Indonesia timur, seperti Wilayah Nusa Tenggara banyak dijumpai savana karena curah hujannya sedikit.

e. Manusia, Hewan dan Tumbuh - Tumbuhan 

Selain faktor alam, faktor lain yang memengaruhi sebaran flora dan fauna ialah manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mengubah lingkungan dengan memindahkan tumbuhan dari satu tempat ke tempat yang lain (Siahaan, 2017). 

Contoh saat ini ialah mulai banyak pohon kurma yang berasal dari Wilayah Timur Tengah dipindahkan ke Indonesia. Terdapat banyak pohon pisang dari luar negeri yang dibudidayakan di Indonesia. Hewan juga memiliki kemampuan untuk menyebarkan tanaman dari satu tempat ke tempat lain. 

Beberapa jenis hewan memiliki perilaku memindahkan biji-bijian setelah dimakan dagingnya. Contoh: kalong mampu memindahkan biji durian, serangga mampu membantu penyerbukan, dan kelelawar, burung, serta tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. 

Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga memengaruhi kehidupan faunanya. Contoh bakteri saprofit membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkan tanah. 

Peningkatan kesuburan tanah tersebut akan memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan yang disebarkan oleh manusia atau hewan secara tidak sengaja.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna"

close