Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

Spesialisasi dalam bidang antropologi memungkinkan adanya mitra kerja sama antarbidang ilmu, yaitu antropologi dan bidang lain. Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang paling banyak disorot karena dianggap banyak persamaannya. 

Hal ini ditandai oleh kenyataan bahwa di beberapa universitas telah terjadi penggabungan jurusan menjadi satu jurusan saja yaitu jurusan antropologi-sosiologi atau sosiologi-antropologi. 

Di bawah ini diperlihatkan kepada Anda beberapa keterkaitan antara antropologi dengan beberapa bidang ilmu lainnya, seperti dengan ilmu administrasi, Ilmu Politik, Ilmu Sejarah, dan sebagainya. 

1. Hubungan Antropologi dan Sosiologi 

Hubungan antara Antropologi dan sosiologi pada satu sisi, memperlihatkan bahwa sebagian para ahli tidak lagi membedakan kedua ilmu tersebut secara ketat. 

Artinya beberapa fokus kajiannya dianggap sama bahkan beberapa paradigma yang digunakan untuk melihat suatu fenomena sosial pun dianggap tidak memiliki perbedaan. 

Kedua ilmu itu bisa saling menukar atau saling melengkapi baik menyangkut paradigma ataupun metode yang digunakan dalam mengungkap suatu fenomena sosial. Di pihak ini, perbedaan antropologi dan sosiologi hanya terjadi pada sejarah berdirinya masing-masing ilmu tersebut. 

Namun dalam perkembangan selanjutnya, kedua ilmu itu dapat saling melengkapi bahkan melebur diri menjadi satu ilmu. 

Pada universitas tertentu, antropologi dan sosiologi merupakan program studi yang dikembangkan secara bersama-sama di bawah departemen antropologi-sosiologi atau sosiologi-antropologi. Benarkah antropologi dan sosiologi sudah tidak dapat dibedakan lagi? 

Ada pihak lain yang masih tetap mempertahankan adanya perbedaan antara antropologi dan sosiologi. Secara historis, kemunculan kedua ilmu tersebut adalah berbeda baik dari segi paradigma yang digunakan, metode yang digunakan atau pun sasaran masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya. 

Di mana antropologi menekankan kajiannya pada masyarakat tradisional di luar masyarakat Barat, sedangkan sosiologi lebih menekankan pada masyarakat perkotaan yang pada saat itu ada pada masyarakat Barat sendiri. 

Dalam perkembangannya, menurut pihak ini, masih dapat dilihat adanya perbedaan di antara kedua ilmu tersebut. Walaupun menurut penulis, perbedaan ini lebih didasari oleh selera dalam menggunakan paradigma dan metode yang digunakan. 

Sedangkan sasaran penelitiannya, sering kali tidak dapat lagi dibedakan karena keduanya sama-sama memperhatikan fenomena sosial di pedesaan (masyarakat tradisional) ataupun di perkotaan (masyarakat industri). 

2. Hubungan Antropologi dan Ilmu Politik 

Perkembangan ilmu terus berlanjut, begitu pula dengan ilmu politik, yang mulai banyak menaruh perhatian terhadap berbagai fenomena budaya masyarakat yang terkait langsung atau tidak langsung. Keanggotaan partai politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi budaya masyarakatnya. 

Budaya masyarakat di Indonesia yang cenderung patrimonial sangat berpengaruh pada sistem budaya politiknya. 

Untuk itu, untuk lebih dapat memahami perilaku politik masyarakat di Indonesia, Anda perlu belajar tentang kebudayaan masyarakat di Indonesia, yang terdiri dari bermacammacam suku bangsa dan masing-masing suku bangsa tersebut memiliki kebudayaannya yang khas. 

Untuk keperluan tersebut, antropologi mempunyai peran dalam kaitannya dengan kajian ilmu politik, karena mampu mengungkap kebudayaan suatu masyarakat yang akan menjadi tempat bagi perilaku politik.

3. Hubungan Antropologi dan Ilmu Ekonomi 

Ilmu Ekonomi yang mengkaji fenomena ekonomi modern lebih didasari oleh pemikiran-pemikiran Barat atau Ero-Eropa. 

Persoalannya adalah bilamana pemikiran-pemikiran ekonomi diterapkan pada setiap masyarakat terutama masyarakat yang masih sederhana atau negara terutama negaranegara berkembang tidak selamanya akan sesuai karena dilatarbelakangi oleh faktor cara pandang yang berbeda pada kehidupan ekonominya. 

Perhitungan ekonomi modern tidak selamanya dapat diterapkan pada sistem ekonomi masyarakat non Barat. Keragaman budaya pada setiap masyarakat atau suku bangsa memperlihatkan pula adanya keragaman dalam strategi kehidupan ekonominya. 

Keragaman pada sistem ekonomi dapat dilihat pada sistem produksi apakah bercocok tanam sebagai petani, nelayan, peternakan, dan sebagainya. Begitu pula keragaman ini dapat dilihat pada sistem tukar menukar atau sistem jual beli barang. 

Pada kondisi seperti di atas, antropologi sangat diharapkan perannya untuk dapat menjembatani pemikiran ekonomi modern dan pemikiran ekonomi lokal. 

Pembangunan ekonomi masyarakat di negara-negara berkembang tidak akan berjalan dengan baik bilamana tanpa diikuti oleh pertimbangan aspek budaya lokal terutama yang terkait dengan pola pikir kehidupan ekonominya. 

Terdapat perbedaan pandangan, anggapan, pengetahuan, persepsi pada masyarakat industri dengan masyarakat nonindustri seperti pertanian. 

Oleh karena itu perlu kehati-hatian para perencana pembangunan yang mencoba mengadopsi pemikiran atau teknologi yang datang dari masyarakat industri (negara-negara Barat) bagi kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nonindustri. 

4. Hubungan Antropologi dan Ilmu Administrasi

Pentingnya antropologi bagi Ilmu Administrasi adalah terkait dengan kebutuhan Ilmu Administrasi untuk memecahkan persoalan-persoalan administrasi pemerintahan. 

Kondisi sistem administrasi pemerintahan yang dianggap masih kurang baik oleh sebagian pihak, seperti masalah pemilikan tanah, membutuhkan pemecahan bukan saja dari pihak pegawai atau para admonistartur tetapi juga karena aspek yang bersumber pada latar belakang sosial budaya masyarakat yang belum menganggap penting masalah administrasi. 

5. Hubungan Antropologi dan Arkeologi serta Ilmu Sejarah 

Pada dasarnya arkeologi bertujuan menyingkap sejarah kebudayaan manusia dari mulai kebudayaan kuno pada jaman purba seperti kebudayaan Mesopotamia dan kebudayaan Mesir Kuno. 

Di Indonesia, Arkeologi memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan di Indonesia pada masa Hindu yang hidup sekitar abad ke 4 hingga abad ke 16. 

Hasil penelitian arkeologi terhadap bahan bekas reruntuhan atau alat-alat peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia adalah sebuah deskripsi sejarah manusia yang kemudian dapat digunakan oleh antropologi sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah asal-mula makhluk manusia. 

Dilihat dari batasan kajiannya, antropologi terlihat lebih luas karena tidak hanya memfokuskan pada benda-benda peninggalan (artifak) saja, melainkan juga pada sistem ide (gagasan dan sistem tingkah laku). 

Kesulitan di dalam merekonstruksi kembali kehidupan dan persebaran kebudayaan, antropologi dan ilmu sejarah saling bertukar metode dan teori untuk lebih dapat memahami masyarakat pada umumnya. Begitu pula penggambaran tentang hasil penelitian keduanya bisa saling melengkapi sesuai bagi tujuan tertentu.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA"

close