Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permasalahan Flora dan Fauna di Indonesia

Permasalahan Flora dan Fauna di Indonesia

Wilayah Indonesia yang luas dengan keragaman flora dan fauna yang beragam tmemberikan manfaat yang besar bagi kehidupan penduduk secara ekonomi, kesehatan, sosial dan budaya. 

Namun sayangnya keberadaan sebagian tumbuhan dan hewan tersebut mengalami kemerosotan, bahkan jenis flora dan fauna tertentu nyaris punah. Ada beberapa permasalahan yang mendera flora dan fauna, yakni: 

1) Eksploitasi berlebihan 

Eksploitasi berlebihan atau over eksploitasi adalah proses pengambilan sumber daya terbarukan sampai sumber daya tersebut menjadi berkurang. Eksploitasi berlebihan dapat berujung pada kerusakan sumber daya. 

Eksploitasi berlebihan terjadi pada sumber daya alam, misalnya tanaman obat liar, padang rumput, cadangan ikan, hutan dan cadangan air. Dalam ekologi, eksploitasi yang berlebihan merupakan satu dari lima kegiatan utama yang mengancam keanekaragaman hayati global (Sumarto,2012).

Para ekologis menggunakan istilah ini untuk menggambarkan populasi yang dipanen sampai pada titik ketika keberlanjutannya terganggu. Hal ini dapat berakibat pada kepunahan di tingkat populasi dan bahkan kepunahan sejumlah spesies. 

Beberapa jenis tumbuhan dan hewan memiliki nilai estetika dan ekonomi yang tinggi. Banyak kolektor bersedia untuk membayar mahal demi hobi dan melengkapi koleksi tumbuhan dan hewan tersebut. Semakin indah dan langka jenis tumbuhan dan hewan, maka akan semakin mahal harganya. 

Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha memburu hewan demi keuntungan pribadi tanpa memperhatikan keberlangsungan keseimbangan ekosistem alam. Contoh: kasus penyelundupan 24 ekor burung kakatua jambul kuning. 

Beruntungnya, kegiatan melanggar hukum tersebut dapat digagalkan dalam perjalanan dari Papua ke Surabaya. Setelah dilakukan interogasi dan pencarian, akhirnya ditemukan 22 ekor lainnya di atas kapal dalam kondisi dimasukkan ke dalam botol air mineral agar tidak diketahui oleh pihak berwajib.

2) Kepunahan Flora dan Fauna 

Jumlah flora dan fauna di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menyusut. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang begitu cepat (Indrawan, 2012). Manusia cenderung memanfaatkan flora dan fauna tanpa kendali demi untuk pemuasan kebutuhan hidupnya. 

Pembangunan permukiman yang mengurangi lahan komunitas flora fauna, serta pengembangan industri yang merusak lingkungan, tentu akan merusak habitat alam. Contoh: orang menebang pohon di hutan tanpa perhitungan, akibatnya banyak hutan menjadi gundul atau rusak. 

Padahal hutan merupakan habitat flora dan fauna, termasuk flora fauna yang dilindungi. Semakin berkurangnya flora dan fauna di Indonesia, tidak terlepas dari sikap masyarakat yang tidak peduli akan kelestarian lingkungan. 

Masyarakat hanya mau mengambil sumber daya alam, tetapi tidak memperhatikan kelestarian dan kelangsungan hidup penghuninya. Sebanyak 1.252 jenis tumbuhan Indonesia masuk dalam daftar merah sebagai jenis flora yang akan punah. 

Adapun kriteria penetapan daftar merah adalah kritis, genting, rawan, hampir terancam, dan kurang mendapatkan perhatian (Herliyanto, 2019). Jenis tanaman yang kritis akan habis antara lain ialah tengkawang, plajlar, dan ulir. 

Sama dengan berbagai tanaman langka yang perlu dilestarikan, beberapa jenis fauna juga perlu dilestarikan karena beberapa fauna hampir dan sudah langka. Kelangkaan berbagai jenis hewan terutama terjadi karena sikap manusia yang memburu dan memanfaatkannya tanpa memperhatikan kelestarian habitatnya. 

Jika perburuan hewan langka terus berlangsung tanpa ada sanksi yang tegas dari pemerintah, maka sangat mungkin jika hewan langka itu menjadi punah. Sebagai contoh saat ini harimau Sumatra populasinya diperkirakan kurang dari 400 ekor (DLHK DIY, 2019), dan setiap bulannya tidak kurang 14 ekor mati terbunuh oleh pemburu yang hanya ingin memperoleh keuntungan dari penjualan hewan buruannya. 

Memang kulit harimau dapat dijual dengan harga yang mahal untuk dijadikan hiasan rumah. Tetapi jika ini dibiarkan terus menerus, maka harimau Sumatra akan punah dan hanya tinggal cerita bagi anak cucu kita. 

Belum lagi satwa-satwa lainnya yang juga semakin punah karena ulah pemburu yang serakah. Saat ini, badak bercula satu yang dilindungi di Ujung Kulon berjumlah sekitar 50 ekor. 

Jika kita tidak melindungi dan berupaya untuk mengembangbiakkannya, maka tamatlah cerita tentang badak bercula satu yang menjadi andalan suaka margasatwa di Ujung Kulon. Demikian juga pesut Mahakam yang hanya berjumlah sekitar 50 ekor. 

Pesut Mahakam yang menjadi daya tarik wisatawan asing akan menghilang tanpa ada generasi pengganti. Sebagai akibatnya, wisata menyaksikan pesut Mahakam pun tidak akan ada lagi. 

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Permasalahan Flora dan Fauna di Indonesia"

close