Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Budaya Sebagai Objek Kajian Etnografi

Konsep Budaya Sebagai Objek Kajian Etnografi

Kalian mungkin bingung apa yang dimaksud dengan budaya dan apa bedanya dengan kebudayaan? Pada dasarnya kedua kata tersebut dalam bahasa Inggris sama yakni culture, yang berasal dari bahasa Latin colere yang berarti ‘mengolah, atau mengerjakan’, khususnya mengolah tanah karena konteks pada masa itu bertani. 

Sementara itu “kebudayaan” dan “budaya” berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah, bentuk jamak dari buddhi, yang berarti ‘budi’ atau ‘akal’ dan daya yang berarti ‘kekuatan’. Koentjaraningrat mengulas pendapat sarjana yang membedakan budaya dan kebudayaan (2009). 

Budaya adalah budi dan daya yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu (Koentjaraningrat, 2009). Namun, acapkali kata “budaya” dijadikan singkatan dari kata “kebudayaan” itu sendiri. 

Lebih jauh, Koentjaraningrat (1993) berpendapat kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 

Sedangkan E.B. Tylor dalam Haviland (1985) berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat, segala kecakapan, dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota kelompok masyarakat. 

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam Ranjabar (2006), kebudayaan dapat diartikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau jasmaniah yang diperlukan oleh manusia guna menguasai alam sekitarnya agar hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat. 

Lantas, bagaimana dengan tari-tarian atau kesenian yang lain? Apa posisinya dalam kebudayaan? Koentjaraningrat (1993) dalam Pengantar Antropologi membagi kebudayaan dalam tujuh unsur universal dan tiga wujud. 

Tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa yang ada di dunia ini meliputi bahasa, kesenian, sistem religi atau kepercayaan, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem teknologi dan peralatan hidup, dan sistem mata pencarian hidup. 

Sekarang, kalian sudah mengetahui bahwa tari-tarian atau kesenian yang lainnya merupakan salah satu dari tujuh unsur universal kebudayaan. 

Ketujuh unsur universal kebudayaan ini menjadi aspek atau fokus dari penelitian antropologi atau etnografi sehingga melahirkan subdisiplin dari antropologi seperti antropologi bahasa atau linguistik, antropologi religi atau agama, antropologi seni, antropologi sosial, dan antropologi ekonomi. 

Di samping unsur universal dalam kebudayaan, Koentjaraningrat (1993) yang mengutip JJ. Honingman (1959) dalam The World of Man, menunjukan ada tiga gejala kebudayaan atau wujud ideal kebudayaan yang dikaji dalam antropologi yaitu:
Konsep Budaya Sebagai Objek Kajian Etnografi
Dalam kehidupan masyarakat, ketiga wujud kebudayaan tersebut terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Wujud kebudayaan yang berbentuk ide memberikan arahan bagi tindakan dan karya manusia. 

Sedangkan, aktivitas atau tindakan berpola yang menghasilkan bendabenda hasil kebudayaan berwujud fisik, dan sebaliknya kebudayaan fisik dapat mempengaruhi pola tindakan manusia dan bahkan cara berpikir manusia itu sendiri. 
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Konsep Budaya Sebagai Objek Kajian Etnografi"

close