Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ragam Kelompok Sosial

Ragam Kelompok Sosial

Coba sebutkan beberapa kelompok sosial yang kalian miliki. Kalian tentu terlibat dalam banyak keanggotaan kelompok, bukan? Keterlibatan tersebut membuktikan bahwa kelompok sosial di sekitar kalian beragam. 

Bagaimana kalian dapat membedakan satu kelompok dan kelompok lainnya? Apakah terdapat kesamaan ciri antara kelompok satu dengan kelompok lainnya? Coba renungkan pertanyaan tersebut dan simak pembahasan berikut.

1. Perbedaan Kelompok dan Perilaku Kolektif

Perilaku kolektif mengacu pada tindakan yang spontan, tidak terstruktur, dan sering terjadi karena pengaruh orang lain (Schaefer, 2012: 236). Perilaku kolektif berupa kerumunan merupakan berkumpulnya sejumlah orang karena kesamaan tujuan yang bersifat sementara di suatu lokasi. 

Kerumunan terjadi hanya sebatas fisik tanpa pengorganisasian secara jelas. Massa adalah sejumlah orang yang berbagi minat pada ide atau masalah tertentu, tetapi tidak berada di sekitar satu sama lain. 

Sementara itu, publik merupakan sikap dan keyakinan yang dikomunikasikan oleh warga biasa kepada pembuat keputusan. Berdasarkan pengertian tersebut, kalian dapat mengetahui bahwa tindakan kolektif cenderung tidak terarah. 

Tindakan kolektif bergerak karena ada pengaruh dari lingkungan sekitar, bukan karena tujuan yang secara sadar dibentuk. Oleh karena itu, perilaku kolektif terkadang sulit dikendalikan dalam masyarakat. 

Perlu strategi khusus agar keteraturan sosial dalam masyarakat tidak mudah goyah, misalnya melalui sosialisasi simultan dan terus-menerus sebagai pencegahan. Akan tetapi, terkadang paksaan juga dapat dilakukan ketika kondisi sulit untuk dikendalikan dan menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat.

2. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Sosiolog Charles H. Cooley menggunakan istilah kelompok primer dan sekunder untuk membedakan suatu kelompok sosial dalam masyarakat. Keluarga merupakan salah satu contoh kelompok primer karena jumlah anggotanya relatif kecil, interaksi antaranggota berlangsung intens, memiliki hubungan atau emosional yang kuat, serta bertahan lama. 

Ikatan yang dibangun dalam kelompok primer bersifat natural tanpa mengharap imbalan tertentu. Sementara itu, kelompok sekunder memiliki beberapa ciri meliputi hubungan antaranggota lebih terspesialisasi, cenderung lebih besar, bersifat impersonal, dan keberlangsungan waktunya relatif terbatas (Schaefer, 2012: 139-140). 

Kelompok primer berperan penting bagi perkembangan individu. Kebersamaan waktu yang intens melalui interaksi langsung juga berperan dalam pembentukan kepribadian dan identitas diri seseorang. 

Oleh karena itu, kelompok primer dapat memberikan pengaruh signifikan atau bertahan lama dalam diri seseorang. Sementara itu, kelompok sekunder memiliki ciri berbeda. Kelompok sekunder dibentuk atas dasar minat atau kesamaan tertentu. 

Hubungan antaranggota lebih merujuk pada pembagian kerja. Kelompok ini lebih berperan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Tidak jarang keberadaan kelompok sekunder justru menjadi ancaman bagi kelompok primer karena sulit membagi waktu dan peran. 

Misalnya, seseorang harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Terkadang, seseorang bekerja sangat keras hingga lupa meluangkan waktu untuk keluarga atau sebaliknya. Oleh karena itu, sikap bijak dalam membagi waktu dan peran dalam kelompok primer atau sekunder harus kalian miliki. 

Buatlah skala prioritas dan jadwal dengan baik. Selain itu, bangunlah komunikasi yang baik dengan kelompok-kelompok sosial yang kalian miliki.

3. Kelompok Dalam dan Kelompok Luar

Para pendukung memberikan semangat kepada kelompok masing-masing. Mereka ingin kelompok yang didukung memenangi perlombaan. Dukungan tersebut menunjukkan loyalitas para pendukung sebagai bagian dari kelompok. 

Lantas, bagaimana kirakira sikap mereka terhadap kelompok pesaing? Apakah mereka akan menunjukkan sikap yang sama? Coba kemukakan pendapat kalian secara santun di kelas. Istilah kelompok dalam (in-group) dan luar (out-group) dicetuskan oleh William Graham Sumner. 

Kedua istilah tersebut menggambarkan perasaan seseorang terhadap anggota kelompok mereka sendiri dan kelompok lain. Orang-orang yang dianggap memiliki keanggotaan dan identitas sama disebut kelompok dalam (in-group). 

Sementara itu, orang-orang yang memiliki keanggotaan dan identitas berbeda disebut kelompok luar (out-group) (Kendall, 2015:140). Keberadaan kelompok luar dapat mendorong terjadinya persaingan antarkelompok. 

Hal ini terjadi karena berkaitan dengan harga diri yang dimiliki tiap-tiap kelompok. Persaingan dapat meningkatkan keeratan hubungan antaranggota kelompok. Sebaliknya, persaingan yang tidak dikelola dengan baik dapat berpotensi memicu tindak diskriminasi, konflik, dan permusuhan. Akibatnya, stabilitas sosial dalam masyarakat akan terganggu.

4. Kelompok Referensi

Suatu kelompok yang dapat memengaruhi perilaku orang lain menurut Robert K. Merton disebut sebagai kelompok referensi (reference group). Kelompok referensi digunakan sebagai acuan seseorang bersikap dan berperilaku. 

Artinya, kelompok referensi dapat memotivasi seseorang melakukan tindakan yang sama atau sebaliknya. Misalnya, ketika melihat kelompok pemuda yang melakukan penyimpangan seseorang berpikir untuk tidak ingin meniru mereka (Forsyth, 2010: 44). 

Sikap tersebut dipengaruhi oleh nilai dan norma yang ditanamkan oleh kelompok sosialnya seperti keluarga, sekolah, agama, dan pergaulan. 

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kelompok referensi bisa berasal dari kelompok keanggotaan (membership) maupun kelompok nonkeanggotaan (nonmember) seseorang. Ada tiga jenis kelompok referensi, yaitu normatif, perbandingan, dan audiens. 

Kelompok referensi normatif (normative reference group), yaitu kelompok yang memberikan pengaruh atau perilaku umum seseorang. Misalnya, seorang anak ingin menjadi seperti sosok ayahnya. Ada juga kelompok referensi perbadingan (comparison reference group). 

Kelompok tersebut memengaruhi pertimbangan seseorang untuk menilai suatu situasi, cara berpikir, dan kinerjanya. Misalnya, seorang peserta didik belajar tekun untuk memperoleh hasil yang optimal seperti rekanrekannya yang lain. 

Selain itu, ada juga kelompok referensi audiens (audience reference groups). Kelompok tersebut pada umumnya menonton, mendengarkan, atau memberikan perhatian kepada seseorang. Ketika menangani audiens, kita akan mempertimbangkan keinginan atau kebutuhan mereka dan menyesuaikan pesan yang akan disampaikan (Ferrante, 2011:169-170).

Sikap kritis dalam menyikapi ragam kelompok referensi harus kita miliki sejak dini. Kelompok sosial dengan latar belakang nilai, norma, dan budaya di lingkungan sekitar sangat beragam. Oleh karena itu, kalian hendaknya lebih selektif dalam memilih kelompok acuan.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Ragam Kelompok Sosial"

close