Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antropologi Ragawi : Antara Genetika dan Evolusi

Antropologi Ragawi Antara Genetika dan Evolusi

Pada dasarnya antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kemanusiaan (humanity). Antropologi adalah disiplin ilmu yang luas didedikasikan untuk studi perbandingan manusia sebagai kelompok atau komunitas, dari penampilan pertamanya di bumi hingga tahap perkembangan sekarang (Doda, 2005). Lebih lanjut Doda (2005) menekankan bahwa antropologi berfokus tentang: 
  • Asal usul manusia, mengenai dari mana ia lahir, dan berkembang hingga sekarang. 
  • Evolusi perkembangan manusia atau perubahan secara perlahan yang terjadi di masa lampau dan di masa sekarang dalam menyesuaikan zaman yang ada.
  • Variasi fisik, biokimia, dan budaya manusia, yang bisa dilihat dari warna kulit, bentuk wajah, bentuk rambut, dan sebagainya yang menjadi kecirikhasan mereka. 
  • Materi harta benda dan warisan budaya manusia yang berasal dari nilai kebudayaan, kepercayaan, bahasa, atau artefak mereka. 
Berdasarkan paparan tersebut sangat mencirikan pengertian dari apa itu antropologi ragawi atau antropologi fisik. 

Menurut Koentjaraningrat antropologi fisik dalam artian khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut tubuhnya (Koentjaraningrat, 2009). 

Sejalan dengan pengertian tersebut, Barnard dan Spencer (2002) memberi pengertian antropologi ragawi yakni cabang antropologi yang mempelajari perbedaan fisik baik dalam populasi yang hidup maupun melalui evolusi manusia. 

Sebagai catatan, istilah antropologi fisik cenderung tidak lagi digunakan dalam beberapa tahun terakhir serta digantikan dengan istilah “antropologi biologi”. 
  • Genotipe adalah ciri-ciri fisik yang tidak tampak dari luar, khususnya yang bersangkutan dengan susunan genetika, sebagai akibat evolusi biologis pada organisme. Contohnya gen yang mewarisi bentuk hidung, warna mata, bentuk wajah, dan lain sebagainya. 
  • Fenotipe adalah ciri-ciri lahiriah organisme yang dihasilkan karena interaksi antara ciri-ciri keturunan dan lingkungan. Misalkan anak yang lahir dari orang tua dengan warna kulit terang, lalu anak tersebut tinggal di tempat yang panas dalam jangka waktu yang lama sehingga warna kulitnya menggelap. 
Selain teori evolusi, banyak penjelasan dan teori mengenai asal mula manusia. Misalnya karya James Prichard (1786-1848) yang menjelaskan asal usul semua bangsa melalui difusi dan migrasi dari populasi asli yang sama (Winthrop 1991). 

Kasus difusi, migrasi maupun evolusi orang Indonesia sangat menarik untuk dicermati dan dipelajari. Banyak kajian mengenai hal ini, salah satunya kajian yang dilakukan Glinka dan Koesbardiati (2012). 

Dalam kajiannya, Glinka dan Koesbardiati (2012) melacak asal-usul manusia Indonesia melalui sejarah penghunian Indonesia sebagai pembentuk karakteristik morfologi. Kajian tersebut menunjukkan adanya tiga morfotipe orang Indonesia yaitu Protomalayid, Deuteromalayid, dan Dayakid. 

Berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya, mereka menyatakan Dayakid adalah unsur ketiga selain Protomalayid (Austromelanesoid) dan Deuteromalayid (Mongoloid). Dayakid diduga adalah gelombang migrasi terdahulu yang kemudian terdesak ke pedalaman Kalimantan dan berkembang secara terisolasi sehingga memiliki karakteristik morfologi tersendiri.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Antropologi Ragawi : Antara Genetika dan Evolusi"

close