Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hasil Data Arkeologi Ekofak

Hasil Data Arkeologi Ekofak

Ekofak mengacu pada benda alam yang tidak dibuat tetapi diduga telah dimanfaatkan oleh manusia (Puslit Arkenas, 1999:4). Benda alam tersebut dianggap mempunyai hubungan dengan kehidupan manusia seperti: tulang hewan, biji-bijian, mata air, sungai, tanah, dan lain sebagainya. 

Kajian arkeologi ini cukup luas karena mencakup beberapa ilmu lain seperti geologi, biologi, kimia, metalurgi bahkan paleoantropologi (analisis sisasisa manusia yang terdapat dalam ragawi/fisik). Pada bab ini pendekatan dipersempit lagi ke dalam analisi botani dan zoologi.

1) Geologi (Analisis Geomorfologi, Mineralogi-Petralogi dan Granulometri) 

Tujuan dari analisis geomorfologi untuk memberikan informasi tentang potensi lahan pada masa tertentu (Puslit Arkenas, 1999:115). Dengan demikian akan diketahui fungsi lahan tersebut, apakah sebagai hunian, pertanian, atau lainnya. 

Analisis geomorfologi bermacam-macam seperti menganalisa pola aliran sungai, ketinggian daerah, kemiringan lereng, dan sebagainya (Puslit Arkenas, 1999:115-119). 

Sebagai contoh pola aliran sungai membentuk bagaimana masyarakat di wilayah pemukiman itu untuk menetap tinggal di suatu tempat, karena sungai merupakan tempat kehidupan mereka. Mata air juga termasuk dalam geomorfologi dalam penyediaan air minum bersih untuk mereka.

Ketinggian daerah juga berpengaruh dalam membentuk masyarakat di mana kultur masyarakat pegunungan berbeda bila dibandingkan dengan masyarakat di pesisir laut. Lalu kemiringan lereng juga menentukan jenis tanaman dan faktor apakah layak untuk ditempati seperti pertimbangan mengatasi bencana semisal erosi tanah. 

Kemudian bentang alam yakni dibagi dua yaitu dataran dan perbukitan yang memengaruhi juga kebudayaan mereka. Kemudian, bantuan analisis mineralogi adalah pengetahuan tentang mineral, sehingga diharapkan peneliti akan lebih cepat dan tepat dalam memberikan nama terhadap mineral melalui penelitian sifatsifat fisik yang dikandung oleh setiap mineral (Puslit Arkenas, 1999:119- 120). 

Sedangkan petralogi adalah ilmu yang membahas tentang batuan pembentuk kerak bumi, seperti sebab-sebab atau cara terjadinya, sejarah pembentukannya, serta hubungannya dengan proses geologi (Puslit Arkenas, 1999:120). 

Dalam hal ini analisis ilmu ini penting untuk memetakan wilayah yang memiliki kualitas daerah tambang mineral yang bagus dan pengaruhnya terhadap pola kegiatan sosialbudaya mereka. Kemudian batuan-batuan tersebut juga memiliki jenis dan manfaat berbeda. 

Maka secara garis besar, antropolog mampu mengidentifikasi bagaimana masyarakat tersebut memanfaatkan tambang mineral dan menciptakan sebuah alat senjata seperti batuan obsidian sebagai pisau atau tombak.

Granulometri merupakan ilmu analisis yang berguna untuk memahami fitur maupun artefak yang kondisinya terpendam di dalam tanah (Puslit Arkenas, 1999:126). 

Analisis butiran-butiran pasir ini penting untuk melihat bagaimana artefak atau fitur itu dapat terpendam apakah karena bencana alam seperti longsor, gunung api dan sebagainya. Granulometri juga berfungsi dalam mengidentifikasi jenis tanah yang dijadikan tempat tinggal tersebut. Semisal tanah regosol ataupun litosol yang menguntungkan mereka untuk bertani. 

2) Fosil Hewan dan Tumbuhan (Arkeozoologi dan Arkeobotani) 

Arkeozoologi adalah arkeologi yang berhubungan dengan sisa fauna; pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan fauna yang hidup di sekitarnya (Puslit Arkenas, 1999:137-138). 

Melalui studi arkeozoologi akan dapat diketahui sejauh mana manusia memaanfaatkan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya dan bagaimana gambaran lingkungan secara utuh. Dalam hal ini penting untuk dianalisis bagaimana masyarakat zaman dulu berburu dan beternak pada beberapa fauna. 

Hal ini juga memengaruhi unsur kebudayaan semisal mengapa dulu tulang harimau dijadikan sebagai perhiasan dalam ritual tertentu. 

Analisis ini berupa tulang hewan, gigi, kulit, dan sebagainya. Arkeobotani adalah arkeologi yang berhubungan dengan sisa-sisa flora; pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan flora yang hidup di sekitarnya (Puslit Arkenas, 1999:130). 

Temuannya dibedakan menjadi 2 yakni makroskopis dan mikroskopis. Temuan makroskopis adalah bendabenda yang bisa dilihat tanpa alat bantu pembesar, seperti akar, batang, buah, dan biji. Sedangkan temuan mikroskopis adalah benda-benda yang hanya bisa dilihat melalui bantuan alat pembesar seperti serbuk sari atau pollen, filotolit, dan spora. 

Arkeobotani mempelajari bagaimana masyarakat saat itu memanfaatkan tanaman: apakah untuk dikonsumsi, dibuat perabotan atau wadah rotan, bahan rumah, dan sebagainya. Selain itu, juga dikaji tanaman yang memengaruhi unsur kebudayaan tersebut, semisal tanaman apa saja yang harus ada dalam upacara ritual keagamaan.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Hasil Data Arkeologi Ekofak"

close